Sound Horeg, Dentuman yang Jadi Napas Hiburan Sekaligus Ekonomi Rakyat Blitar

30 July 2025, 23:11 WIB
Sound Horeg, Dentuman yang Jadi Napas Hiburan Sekaligus Ekonomi Rakyat Blitar

Kapanlagi.com - Di tengah gegap gempita tren digital, Blitar justru mempertahankan satu bentuk hiburan unik yakni sound horeg. Fenomena ini bukan sekadar pertunjukan musik dengan sound system bervolume tinggi dan iringan DJ, melainkan telah menjelma menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat Blitar. Bahkan menjadi simbol gengsi antardesa.

Pada tahun 2018, tiap desa di Blitar saling berlomba menghadirkan pertunjukan sound horeg paling meriah. Tak hanya soal besar dan kerasnya suara, tapi juga soal siapa DJ yang tampil.

DJ dan para gadis-gadis berjoget jadi bintangnya, didukung panggung sederhana di lapangan terbuka dan tiket masuk yang hanya Rp5 ribu - Rp10 ribu. Tapi jangan salah, animo warga luar biasa.

(kpl/tdr)

Ciptakan Persaingan

Ratusan orang tumpah ruah menonton, berjoget, dan melepas penat. Ada semacam kebanggaan ketika desa berhasil menggelar acara paling horeg di antara desa lain, menciptakan persaingan yang justru membangun komunitas dan mendorong kreativitas.

Pertunjukan ini awalnya berlangsung di area yang cukup terkendali seperti lapangan desa, namun belakangan mulai merambah ke jalanan dan permukiman. Di sinilah gelombang pro dan kontra mulai muncul.

Sebagian warga menikmati itu sebagai hiburan, namun tak sedikit pula yang terganggu oleh kebisingan hingga menyebabkan kerusakan. Merespons kekhawatiran itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur bahkan sempat mengeluarkan fatwa.

Didukung Bupati

Didukung Bupati

Fatwa tersebut menyatakan bahwa sound horeg bisa dianggap haram jika digunakan secara berlebihan atau menimbulkan kemungkaran. Fatwa tersebut menyarankan agar penggunaan sound system besar untuk hiburan dibatasi dan tidak dilakukan di luar waktu yang pantas.

Namun suara masyarakat Blitar justru memberi warna baru dalam perdebatan ini. Bupati Blitar melihat fenomena sound horeg dari sisi lain. Ia menilai bahwa kegiatan ini justru berpotensi menjadi motor penggerak ekonomi rakyat.

Dalam sebuah wawancara, ia menyatakan bahwa sound horeg tidak akan dilarang, tapi justru akan difasilitasi agar lebih tertib. Pemerintah Kabupaten Blitar bahkan sudah menerbitkan Surat Edaran khusus dan merancang festival sound horeg resmi yang akan menampilkan lomba sound system dan DJ. Acara ini diharapkan bisa memberi ruang aman dan produktif bagi para pelaku hiburan lokal, serta menghindari potensi konflik di lapangan.

Digandeng Ulama

Menariknya, sound horeg juga telah merambah ranah religi. Gus Iqdam, tokoh agama muda yang sangat populer di Blitar, menggandeng para pelaku sound horeg. Pengajian tersebut dibuka dengan dentuman beat elektronik ala konser EDM, yang disambut antusias ribuan jamaah.

Format ini tentu mengundang kontroversi, dan MUI Jawa Timur menyebutnya sebagai hal yang 'tidak pantas', walau tak menyebutnya haram. Fenomena ini menunjukkan betapa fleksibelnya sound horeg dalam menyesuaikan diri dengan konteks sosial masyarakat, dari hiburan hingga ruang-ruang spiritual.

Dalam lingkup lokal, beberapa nama 'artis horeg' Blitar mulai mencuri perhatian dan menjadi ikon komunitas. Meski belum dikenal secara nasional, kehadiran mereka sangat dinanti dalam tiap hajatan desa atau event-event besar seperti perayaan HUT RI dan karnaval kampung.

Penggerak Ekonomi

Penggerak Ekonomi

Misalnya, event perayaan Hari Jadi Blitar atau pasar malam keliling sering menampilkan panggung horeg sebagai atraksi utama. Bahkan tak sedikit warga yang datang dari luar kota hanya untuk merasakan atmosfer khas Blitar.

Lalu mengapa sound horeg begitu dicintai warga Blitar? Jawabannya bisa jadi kompleks. Sebagian warga melihatnya sebagai bentuk pelarian dari rutinitas harian yang melelahkan dan tekanan ekonomi yang sulit.

Di sisi lain, sound horeg juga membuka ruang usaha bagi warga. Dari sewa sound, jasa DJ, pedagang kaki lima, hingga jasa parkir. Maka tak heran jika bagi sebagian warga, horeg bukan sekadar hiburan, tapi roda ekonomi yang nyata.

Budaya Hiburan

Fenomena ini memperlihatkan wajah lain dari budaya hiburan di Indonesia. Di saat sebagian masyarakat urban sibuk berburu tiket konser mahal di kota besar, warga Blitar justru menciptakan dunia hiburan mereka sendiri, dengan cara yang sederhana tapi penuh gairah.

Sound horeg mungkin bukan untuk semua orang, tapi bagi masyarakat Blitar, ia adalah denyut kehidupan yang nyaring sekeras dentuman bass yang tak pernah berhenti bergetar dari satu desa ke desa lain.

Sumber : KapanLagi.com